Selasa, 26 Juni 2012

MANUSIA DAN HARAPAN

Tidak dapat dipungkiri bahwa manusia terkadang tidak pernah puas dengan apa yang mereka sudah dapatkan, mereka masih mengharapkan sesuatu yang lebih. Dalam hati mereka tidak merasakan cukup walau tuhan sudah memeberi, manusia selalu mempunyai harapan untuk masa depannya. Mereka berfikir masa depan yang harus didapatkan adalah masa depan yang cerah. Setiap hari harapan – harapan tersebut selalu diungkapkan sebelum menjalani aktifitas namun terkadang mereka melupakan tuhan yang dapat mengabulkan semua harapan yang mereka minta. Sangat disayangkan apabila seseorang sudah sukses karena harapan yang diimpikannya terkabul tetapi mereka melupakan siapa yang telah mengabulkan harapannya itu. Untuk itu kita dapat introspeksi diri bagaimana kita bisa terlahir didunia ini. Kita juga dapat kembali mengenal budaya – budaya milik kita sendiri. Manusia mempunyai agama yang berbeda – beda dan setiap manusia harus percaya kepada agama yang telah dianutnya agar mereka yakin bahwa segala harapan yang diinginkan dapat terkabul dan termasuk manusia yang menghargai budayanya, 
Harapan / biasa dikata banyak orang HOPE (in english) biar gaul kali ya orang bilang gitu hehehe, harapan itu sama aja dengan impian, harapan bisa terjadi bisa juga tidak terjadi, tergantung bagaimana proses berpikir manusianya sendiri untuk berusaha mewujudkan sebuah harapannya. Manusia diberi akal budi untuk berpikir bagaimana dia bisa melanjutkan kehidupannya dengan lebih baik di masa masa yang akan datang maka munculah harapan harapan baru yang harus diusahakan agar bisa terwujud, jangan hanya berdoa tetapi juga harus berusaha 
Liat Gambar dibawah ini : (Tunas kecil yang diharapkan akan menjadi pohon besar untuk melindungi bumi, itu semua ada di tangan manusia jadi apabila manusia mau merawatnya niscaya Tunas yang kita harapkan akan menjadi Pohon besar yang akan melindungi Bumi) 


Harapan

Harapan berasal dari kata harap yaitu keinginan supaya sesuatu terjadi atau sesuatu terjadi atau suatu yang belum terwujud. Harapan dapat diartikan sebagai menginginkan sesuatu yang dipercayai dan dianggap benar dan jujur oleh setiap manusia dan harapan agar dapat dicapai ,memerlukan kepercayaan kepada diri sendiri,kepercayaan kepada orang lain dan kepercayaan kepada TUHAN.

Maka bila manusia yang hidup tanpa harapan pada hakekatnya dia sudah mati. Harapan bukanlah sesuatu yang terucap dimulut saja tetapi juga berangkat dari usaha. Dia adalah ke-cenderungan batin untuk membuat sebuah rencana aksi, peristiwa, atau sesuatu menjadi lebih bagus. Sederhananya, harapan membuat kita berpikir untuk melakukan sesuatu yang lebih baik untuk meraih sesuatu yang lebih baik.
Harapan dan rasa optimis juga memberikan kita kekuatan untuk melawan setiap hambatan. Seolah kita selalu mendapatkan jalam keluar untuk setiap masalah. Seolah kita punya kekuatan yang lebih untuk siap menghadapi resiko. Ini kita sebut sebagai perlawanan. Orang yang hidup tanpa optimisme dan cenderung pasrah pada realita maka dia cenderung untuk bersikap pasif.

Menurut kodratnya dalam diri manusia terdapat 2 dorongan,yaitu dorongan kodrat serta dorongan kebutuhan hidup.terkait dengan kebutuhan manusia tersebut , abraham maslow mengkategorikan kebutuhan manusia menjadi 5 macam atau disebut juga 5 harapan manusia, yaitu :
1. Harapan untuk memperoleh kelangsungan hidup.
2. Harapan untuk memperoleh keamanan.
3. Hak untuk mencintai dan dicintai.
4. Harapan diterima lingkungan.
5. Harapan memperoleh perwujudan cita-cita.
Dalam mencukupi kebutuhan kodrat maupun kebutuhan, manusia membutuhkan orang lain.


HARAPAN SEBAGAI FENOMENA NASIONAL

Artinya harapan ialah sesuatu yang wajar berkembang dalam diri manusia dimanapun berada.mengutip pandangan A.F.C. Wallace dalam bukunya culture and personality , mas abhoe dhari menegaskan bahwa kebutuhan merupakan salah satu isi pokok dari unsur kepribadian yang merupakan sasaran dari kehendak, harapan ,keinginan,serta emossi seseorang. kebutuhan indifidu dapat dapat dijabarkan lebih lanjut menjadi :
A. Kebutuhan organik individu.
1.kebutuhan individu bernilai positive
2.kebutuhan individu bernilai negative

B. Kebutuhan psikologi individu
1. kebutuhan psikologi indifidu bersifat positif

KEPERCAYAAN

Kepercayaan berasal dari kata percaya,artinya mengakui atau meyakini akan sesuatu kebenaran. Kepercayaan ialah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. Kebenaran menurut Peodjawiyatna adalah merupakan cita – cita orang yang tahu, dalam hal ini kebenaran merupakan kebenaran logis, sehingga manusia selalu memilih sebelum melakukan tindakan apakah tindakan ini salah atau benar menurut keyakinannya.

Dalam bidang logika kebenaran ialah persesuaian antara tahu dan objek yang diketahui (kebenaran logis). kebenaran logis disebut juga kebenaran objektif dan kebenaran etis juga disebut kebenaran subjektif. Jika tidak ada persesuaian antara putusa dan objeknya yang diketahui, maka terdapat dua kemungkinan, yaitu :
a. Orang yang mengutarakan putusan keliru.
b. Orang yang mengutarakan putusan sengaja mengutarakan tidak sesuai dengan realita yang diketahuinya.

Dasar kepercayaan ialah kebenaran dan sumber kebenaran adalah manusia, oleh karena itu kepercayaan dibedakan atas:
a. Kepercayaan pada diri sendiri, yaitu kepercayaan yang harus ditanamkan pada setiap pribadi manusia. hakikatnya kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Kepercayaan pada orang lain, yaitu percaya pada kata hatinya yang berbentuk pada perbuatan kebenaran kepada orang lain. Misalnya pada saudara, teman, orang tua atau siapa saja.
c. Kepercayaan pada pemerintah.
Kepercayaan kepada Tuhan, yaitu meyakini bahwa manusia diciptakan oleh tuhan dan manusia harus bertakwa pada tuhannya. Salah satu cara bertakwa adalah mengukuhkan imannya bahwa tuhan merupakan zat yang merupakan kebenaran mutlak.

Manusia dan Harapan

Harapan itu bersifat manusiawi dan dimiliki semua orang. Dalam hubungannya dengan pendidikan moral, untuk mewujudkan harapan perlu di wujudkan hal – hal sebagai berikut:
a. harapan apa yang baik
b. bagaimana mencapai harapan itu
c. bagaimana bila harapan itu tidak tercapai.
Jika manusia mengingat bahwa kehidupan tidak hanya di dunia saja namun di akhirat juga, maka sudah selayaknya “harapan” manusia untuk hidup di kedua tempat tersebut bahagia. Dengan begitu manusia dapat menyelaraskan kehidupan antara dunia dan akhirat dan selalu berharap bahwa hari esok lebih baik dari pada hari ini, namun kita harus sadar bahwa harapan tidak selamanya menjadi kenyataan.

Nilai – Nilai Budaya Sebagai Tolak Ukur Harapan

Dalam hasil budaya yang berupa sastra, dapat dihayati adanya kandungan nilai budaya yang dibawa penulisnya sebagai gagasan utama. Dalam sastra jawa misalnya antara lain terdapat nilai budaya meliputi:
a. Nilai kejuangan dan semangat pengorbanan.
Yaitu nilai perjuangan sebagai tolak ukur dan diharapkan dimiliki masyarakat, seperti kesetiaan, kesungguhan, kedisiplinan,dll
b. Nilai kerumahtanggaan.
Yaitu nilai yang diharapkan berkembang dalam etiap keluarga.
c. Nilai kemandirian kaum wanita.
Yaitu, Nilai yang diharapkan dapat dimiliki setiap wanita.

Harapan Terakhir

Dalam hidup di dunia, manusia didadapkan pada persoalan yang beragam baik itu masalah positif maupun negative. Untuk menghadapi persoalan hidup tersebut manusia perlu belajar dari manusia lainnya baik formal maupun informal agar memiliki kehidupan yang sejahtera menurut Aristoteles, hidup dan kehidupan itu berasal dari generation spontanea, yang berarti kehidupan itu terjadi dengan sendirinya. Kebutuhan manusia terbagi atas kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Ada yang dalam pandangan hidupnya hanya ingin memuaskan kehidupan duniawi namun juga ada yang sebaliknya. Terkait dengan tingkat kesadaran kehidupan beragama, manusia akan semakin yakin bahwa mereka akan mati. Dunia serba gemerlap hanya akan ditinggalkan dan akan hidup abadi di alam akhirat.
Dengan pengetahuan serta pengertian agama tentang adanya kehidupan abadi di akhirat, manusia menjalankan ibadahnya. Ia akan menjalankan perintah Tuhan melalui agama, serta menjauhkan diri dari larangan yang diberikan-Nya. Manusia menjalankan hal itu karena sadar sebagai makhluk yang tidak berdaya di hadapan Tuhan. Kehidupan dunia yang sifatnya sementara dikalahkannya demi kehidupan yang abadi di akherat karena tahu bagaimana beratnya siksaan di neraka dan bagaimana bahagianya di surga. Kebaikan di surga yang abadi inilah yang merupakan harapan terakhir manusia. 
 
 

REFERENSI LINK : KLIK AJA DI NAMANYA YA TEMAN .... :) :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar