Sabtu, 08 Oktober 2011

Individu, Keluarga, dan Masyarakat

Dunia sekarang ini marak terjadi kasus kriminalitas, mulai dari pemerkosaan, penculikan, hingga pembunuhan.

Mengapa hal ini terjadi terus menerus ? mengapa hal ini juga tidak dapat terhentikan, ada apa dengam semua ini ? ada kesalahan apa sehingga dapat terjadi masalah seperti ini ?. Kalau kita lihat dengan seksama, ini adalah kesalahan manusianya. Beberapa lembaga survei telah melakukan penelitian dan ternyata kebanyakan dari para pelaku kejahatan tersebut melakukan hal tersebut karena tuntutan hidup dan dendam.
Dari penelitian tersebut, kita dapat menyimpulkan masalah yang ada sampai ada kejahatan seperti tersebut. Mengapa sebab dari masalah tersebut terjadi jawabnya adalah bisa dari kurangnya pendidikan, kurang kesejahteraan dan kemakmuran dalam hidupnya.
Individu yang intelektual selalu melakukan suatu hal dengan mempertimbangkan sesuatu risiko kedepannya, tetapi individu yang tidak intelektual akan melakukan suatu hal tanpa memikirkan risiko kedepannya.
Bagaimana cara mengurangi kejahatan-kejahatan yang ada, itu merupakan pertanyaan yang sangat sederhana tetapi mungkin sulit untuk dijawab. Sebenarnya jawaban sederhananya adalah merubah karakter manusianya dengan cara jalur pendidikan melalui sekolah, masyarakat  dan yang paling vital merubah karakter melalui keluarga.







Bang Novalri sebelumnya telah sedikit membahas Manusia sebagai makhluk individu, keluarga, dan masyarakat oleh karenanya manusia dapat dikatakan sebagai makhluk sosial yang selalu hidup berkelompok atau berorganisasi dan membutuhkan orang lain. Masyarakat merupakan wadah berkumpulnya individu-individu yang hidup secara sosial, masyarakat terdiri dari ‘Saya’, ‘Anda’ dan ‘Mereka’ yang memiliki kehendak dan keinginan hidup bersama. Kita tahu dan menyadari bahwa manusia sebagai individu dan makhluk sosial serta memahami tugas dan kewajibannya dalam stiap tatanan kehidupan berkelompok dan dalam struktur dan sistem sosial yang ada.
Para sosiolog mengartikan masyarakat sebagai sebagai kelompok di dalamnya terdapat orang-orang yang menjalankan kehidupan bersama sebagai satu kesatuan yang diikat melalui kerjasama dan nilai-nilai tertentu yang permanen.
Dalam hal ini individu bisa dikatakan sebagai manusia perseorangan pada dasarnya dibentuk oleh tiga aspek yaitu aspek organis jasmaniah, psikis rohaniah, dan sosial. Dalam perkembangannya menjadi ‘manusia’, sebagaimana diistilahkan oleh Dick Hartoko, individu tersebut menjalani sejumlah bentuk sosialisasi. Sosialisasi inilah yang membantu individu mengembangkan ketiga aspeknya tersebut.
Salah satu bentuk sosialisasi adalah pola pengasuhan anak di dalam keluarga, mengingat salah satu fungsi keluarga adalah sebagai media transmisi atas nilai, norma dan simbol yang dianut masyarakat kepada anggotanya yang baru. Di masyarakat terdapat berbagai bentuk keluarga di mana dalam proses pengorganisasiannya mempunyai latar belakang maksud dan tujuannya sendiri. Pranata keluarga ini bukanlah merupakan fenomena yang tetap melainkan sebuah fenomena yang berubah, karena di dalam pranata keluarga ini terjadi sejumlah krisis. Krisis tersebut oleh sebagian kalangan dikhawatirkan akan meruntuhkan pranata keluarga ini. Akan tetapi bagi kalangan yang lain apa pun krisis yang terjadi, pranata keluarga ini akan tetap survive.
Ada sedikit cerita, Suatu hari di tengah kota jakarta ada seorang anak laki-laki yang hidup dari keluarga kaya raya, tetapi orang tuanya jarang pulang ke rumah dikarenakan tugas kerja yang wajib dilaksanakan. Anak ini merupakan anak yang sangat memprihatinkan karena kehidupannya berantakan. Suatu saat dia menggunakan media jejaring sosial untuk berkomunikasi, saat itu tiba-tiba ada seorang gadis mengajak dia bertemu dan anak ini menyanggupi pertemuan ini. Saat malam hari mereka bertemu dan ternyata wanita ini mengajaknya bercinta di sebuah hotel dan malam itu mereka melakukan persetubuhan. Esok harinya dia menjadi ketagihan dan dia mulai melakukan intaian kepada teman-teman wanitanya. Suatu saat dia mengajak bertemu seorang teman kelasnya dan ketika pertemuan itu berakhir, mereka pulang dan ditengah jalan dia memerkosa temannya itu sampai saat ini dan temannya tersebut dinyatakan hamil kemudian orang tuanya melaporkan anak ini ke kepolisian dan mau dikata apa anak ini harus menjadi tawanan sell.  Ini contoh kasus sederhana dari sekitar ribuan kasus yang ada d dunia. Kita bisa tahu ada dua penyebab sehingga anak ini dapat merasakan penjara. Yang pertama adalah jejaring sosial karena jejaring sosial mempunyai nilai negatif  yaitu pergaulan yang tidak sehat. Yang kedua adalah kurangnya perhatian orang tua, anak ini mungkin tidak akan melakukan hal seperti ini jika mendapat perhatian yang cukup dari orang tuanya, keluarga adalah pusat pembelajaran yang paling vital, manusia yang akan keluar ke masyarakat harus dididik pertama dari keluarga agar siap menghadapi situasi keras di dunia. Jadi seharusnya jika terjadi kasus seperti ini maka orang tua harus sadar untuk memberikan yang terbaik untuk buah hati mereka.

Bang Donny juga pernah membahas Masyarakat adalah sekumpulan individu yang mengadakan kesepakatan bersama untuk secara bersama-sama mengelola kehidupan. Terdapat berbagai alasan mengapa individu-individu tersebut mengadakan kesepakatan untuk membentuk kehidupan bersama. Alasan-alasan tersebut meliputi alasan biologis, psikologis, dan sosial. Pembentukan kehidupan bersama itu sendiri melalui beberapa tahapan yaitu interaksi, adaptasi, pengorganisasian tingkah laku, dan terbentuknya perasaan kelompok. Setelah melewati tahapan tersebut, maka terbentuklah apa yang dinamakan masyarakat yang bentuknya antara lain adalah masyarakat pemburu dan peramu, peternak, holtikultura, petani, dan industri. Di dalam tubuh masyarakat itu sendiri terdapat unsur-unsur persekutuan sosial, pengendalian sosial, media sosial, dan ukuran sosial. Pengendalian sosial di dalam masyarakat dilakukan melalui beberapa cara yang pada dasarnya bertujuan untuk mengontrol tingkah laku warga masyarakat agar tidak menyeleweng dari apa yang telah disepakati bersama. Walupun demikian, tidak berarti bahwa apa yang telah disepakati bersama tersebut tidak pernah berubah. Elemen-elemen di dalam tubuh masyarakat selalu berubah di mana cakupannya bisa bersifat mikro maupun makro.
Apa yang menjadi kesepakatan bersama warga masyarakat adalah kebudayaan, yang antara lain diartikan sebagai pola-pola kehidupan di dalam komunitas. Kebudayaan di sini dimengerti sebagai fenomena yang dapat diamati yang wujud kebudayaannya adalah sebagai suatu sistem sosial yang terdiri dari serangkaian tindakan yang berpola yang bertujuan untuk memenuhi keperluan hidup. Serangkaian tindakan berpola atau kebudayaan dimiliki individu melalui proses belajar yang terdiri dari proses internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi.
Aspek individu, keluarga, dan masyarakat adalah aspek-aspek sosial yang tidak bisa dipisahkan. Keempatnya mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Tidak akan pernah ada keluarga, masyarakat maupun kebudayaan apabila tidak ada individu. Sementara di pihak lain untuk mengembangkan eksistensinya sebagai manusia, maka individu membutuhkan keluarga dan masyarakat, yaitu media di mana individu dapat mengekspresikan aspek sosialnya. Di samping itu, individu juga membutuhkan kebudayaan yakni wahana bagi individu untuk mengembangkan dan mencapai potensinya sebagai manusia. Lingkungan sosial yang pertama kali dijumpai individu dalam hidupnya adalah lingkungan keluarga. Di dalam keluargalah individu mengembangkan kapasitas pribadinya. Di samping itu, melalui keluarga pula individu bersentuhan dengan berbagai gejala sosial dalam rangka mengembangkan kapasitasnya sebagai anggota keluarga. Tanpa bimbingan keluarga maka individu tidak akan siap keluar ke masyarakat. Sementara itu, masyarakat merupakan lingkungan sosial individu yang lebih luas. Di dalam masyarakat, individu mengejewantahkan apa yang sudah dipelajari dari keluarganya. Mengenai hubungan antara individu dan masyarakat ini, terdapat berbagai pendapat tentang mana yang lebih dominan. Pendapat-pendapat tersebut diwakili oleh Spencer, Pareto, Ward, Comte, Durkheim, Summer, dan Weber. Individu belum bisa dikatakan sebagai individu apabila dia belum dibudayakan. Artinya hanya individu yang mampu mengembangkan potensinya sebagai individulah yang bisa disebut individu. Untuk mengembangkan potensi kemanusiaannya ini atau untuk menjadi berbudaya dibutuhkan media keluarga dan masyarakat. Individu yang sudah menjadi individu adalah individu yang kuat untuk menerima semua tantangan hidupnya.
So, kita dapat menyimpulkan :
1.    Individu yang siap menuju masyarakat adalah individu yang mampu mengenal dirinya sendiri dan sudah mengenal potensi dalam dirinya.
2.    Kualitas individu sangat menentukan kualitas masyarakat yang baik karena kumpulan individu yang akan membentuk masyarakat besar.
3.    Pembentukkan individu yang baik dimulai dari keluarga sebagai tempat belajar dan pembentukkan karakter individu yang akan ditransfer menuju masyarakat.
ADVICE untuk kita :
1.    Setiap orang tua sudah seharusnya melihat keadaan anaknya, perhatian dan kasih sayang dari pihak keluarga adalah hal yang terpenting dalam pembentukkan karakter individu baru
2.    Selain keluarga, tempat yang penting untuk belajar adalah sekolah jadi seyogyanya pemerintah memperbaiki sistem pendidikan dan sarana prasarana yang mendukung pendidikan individu.
3.    Pakailah dan gunakan semua perkembangan globalisasi sebagai media pergaulan seperti situs jejaring sosial tetapi pastikan Anda telah melihat baik buruknya sebelum melakukan hal-hal tertentu.
4.    Jadilah masyarakat yang membanggakan dunia.


BE A GOOD ONE … 

Referensi artikel :
Bung Noval , dan Bung Donny  langsung klik nama mereka pada artikel diatas maka anda langsung diantarkan pada blog mereka .
jika tidak melihat maka bisa kunjungi blog berikut
1. http://wildaznov11.blogspot.com/2009/01/manusia-sebagai-individu-keluarga-dan.html
2. http://donysetiadi.com/blog/2009/12/14/individu-keluarga-dan-masyarakat/

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar